KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Rabbil’alamin, puji
syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah serta pertolongannya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata
kuliah Pendidikan Agama Islam pada semester pertama ini. Sholawat dan salam
semoga tetap tercurahkan kepada pembawa risalah ALLAH,yakni Nabi Muhammad SAW.
Makalah
ini merupakan pemenuhan dari salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Agama
Islam, Namun buku ini juga dapat dijadikan sebagai referensi untuk mengetahui
dan mendalami islam dan pengembangan ilmu pengetahuan alam.
Makalah
ini diharapkan dapat memberikan solusi berdasarkan wawasan keislaman kepada
pembaca khususnya dari kalangan mahasiswa karena kajian yang dibahas
berhubungan dengan ilmu pengetahuan alam yang lagi jaya pada saat-saat ini.
Makalah ini membekali pencerahan spiritual dan intelektual yang dikemas dengan bahasa yang mudah
dipahamai.
Sebagai
akhir dari pengantar ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah ikut membantu kelancaran dalam proses pembuatan makalah ini. Kami
menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran kami harapkan untuk
kesempurnaan makalh ini lebih lanjut. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca, amin.
Bandung, 22 September 2014
Penyusun ,
DAFTAR ISI
Halaman
Judul ...............................................................................................................................i
Kata
Pengantar ..............................................................................................................................ii
Daftar
Isi ......................................................................................................................................iii
BAB I
Pendahuluan
Latar
Belakang ....................................................................................................1
Rumusan
Masalah .................................................................................................2
Tujuan ....................................................................................................................2
Manfaat .................................................................................................................2
BAB II
Pembahasan
- Definisi Ilmu Dan Ilmu Pengetahuan ............................................................3
- Al-Qur’an Sebagai Sumber Dari Segala Ilmu Pengetahuan .........................4
- Konsep Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Dalam Islam ..............................5
- Khazanah Kemajuan Iptek Dalam Sejarah Peradaban Islam .......................6
- Arah Pengembangan Iptek Dalam Islam .......................................................8
- Berperilaku Islami Dalam Menghadapi Kemajuan Iptek ...........................11
- Aqidah Islam Sebagai Dasar Iptek ...............................................................15
- Tokoh Muslim Pelopor Iptek Dan Penemuannya .........................................19
- Peran Islam Terhadap Perkembangan Iptek Saat Ini ....................................20
- Hadist Dan Ayat Tentang Iptek .....................................................................21
- Ayat Positif Dan Negatif Iptek ......................................................................25
BAB III
Penutup
- Kesimpulan ....................................................................................................28
- Saran ..............................................................................................................29
- Daftar Pustaka ................................................................................................30
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam menjalani hidup, manusia
memerlukan agama sebagai pedoman dalam membimbing dan mengarahkan kehidupannya
agar selalu berada di jalan yang benar. Agama tidak sekedar dijadikan sebagai
identitas belaka, melainkan benar-benar difungsikan dalam kehidupan sehari-hari
agar kehidupan manusia terbimbing dan terarah. Islam sebagai agama penyempurna
dan paripurna sangat mementingkan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang di orientasikan sebagai sarana ibadah pengabdian muslim kepada ALLAH SWT
dan melaksanakan amanat khalifatullah dimuka bumi.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi (iptek) di satu sisi memang berdampak positif, yakni dapat
memperbaiki kualitas hidup manusia. Berbagai sarana modern industri, komunikasi,
dan transportasi. Tapi di sisi lain, tak jarang iptek berdampak negatif karena
merugikan dan membahayakan kehidupan dan martabat manusia. Lingkungan hidup
seperti laut, atmosfer udara, dan hutan juga tak sedikit mengalami kerusakan
dan pencemaran yang sangat parah dan berbahaya. Beberapa varian tanaman pangan
hasil rekayasa genetika juga diindikasikan berbahaya bagi kesehatan manusia.
Tak sedikit yang memanfaatkan teknologi internet sebagai sarana untuk melakukan
kejahatan dunia maya (cyber crime) dan untuk mengakses pornografi, kekerasan,
dan perjudian.
Di sinilah, peran agama dalam
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi sangat penting untuk
ditengok kembali. Dapatkah agama memberi tuntunan agar kita memperoleh dampak
iptek yang positif saja, seraya mengeliminasi dampak negatifnya semiminal
mungkin.
B. RUMUSAN MASALAH
- Apa Definisi antara Ilmu dan Ilmu Pengetahuan?
- Mengapa Al -Qur’an sebagai Sumber dari Segala Ilmu Pengetahuan?
- Apa Perbedaan antara Konsep Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dalam Islam?
- Bagaimana Perkembangan Khazanah Kemajuan Iptek dalam Sejarah Peradaban Islam?
- Kemana Arah Pengembangan Iptek dalam Islam?
- Bagaimana Berperilaku Islami dalam Menghadapi Kemajuan Iptek?
- Apa Aqidah Islam sebagai Dasar Iptek?
C. TUJUAN
- Diharapkan dapat mengetahui konsep ilmu pengetahuan dan teknologi dalam islam
- Di harapkan dapat mengetahui khazanah kemajuan iptek dalam sejarah peradaban islam
- Diharapkan dapat mengetahui arah pengembangan iptek dalam islam
- Diharapkan dapat berprilaku sesuai islam dalam menghadapi kemajuan iptek
D. MANFAAT
1.
Bagi pembaca :
a.
Dapat memberikan ilmu dan informasi bahwa perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi bisa di manfaatkan dengan baik dan memberikan dampak positif.
b.
Dapat menjadi tuntunan dan memanfaatkan iptek dengan sebaik mungkin.
c.
Dapat menjawab tantangan zaman melalui perkembangan iptek secara islami.
d.
Di harapkan dapat berprilaku sesuai islam dalam menghadapi kemajuan iptek.
e.
Dapat menambah khazanah kemajuan iptek dalamperadaban islam.
f.
Dapat mengetahui konsep ilmu pengetahuan dan teknologi dalam islam
2.
Bagi penulis :
a.
Memberikan wawasan baru tentang perkembangan iptek secara islami.
b.
Mendapatkan informasi tentang kemajuan iptek dalam islam.
c.
Dapat memberikan solusi bagaimana mengatasi perkembangan iptek secara
islami
BAB II
PEMBAHASAN
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Dalam Pandangan Islam
Di era globalisasi ini, perkembangan ilmu dan
teknologi sangat cepat. Sejumlah penemuan dan inovasi memberikan kontribusi
yang tinggi munculnya produk-produk baru yang membudakkan
pekerjaan manusia. Akan tetapi sangat disayangkan kebanyakan para ilmuwan yang
muncul berasal dari negeri barat yang rata-rata bukan berasal dari kaum
musalimin. Lantas dimanakah para ilmuwan muslimin itu? Bukankah dalam islam
disebutkan bahwa tiap muslim itu diwajibkan menuntut ilmu?Apakah kaum muslimin
kini menyadari bahwa kita sedang mengalami apa yang dimaksud engan Ghozwul
Fikri (Perang pemikiran)?
A. Definisi Ilmu dan Ilmu Pengetahuan
Menurut Sutrisno Hadi, ilmu pengetahuan adalah
kumpulan dari pengalaman-pengalaman dan pengetahuan-pengetahuan dari sejumlah
orang-orang yang dipadukan secara harmonis dalam suatu bangunan yang teratur.
Sedangkan ilmu itu sendiri (yang berasal dari kata science) adalah rangkaian
keterangan tentang sesuatu yang berasal dari pengamatan gejala-gejala alamiah
(fenomena) melalui studi dan pengalaman yang disusun dalam sebuah sistem untuk
menentukan hakekat dari yang dimaksud. Dari pengertian ini terlihat bahwa rasio
lebih dominan.Menurut pemikiran manusia secara umum, hakekat ilmu adalah
hubungan antara subyek terhadap obyek (timbal balik) menurut suatu idea
(cita-cita). Selain definisi tersebut, masih banyak definisi lain tentang ilmu
dan ilmu pengetahuan dari para ahli, tetapi bagaimana halnya menurut Al-Qur’an?Pada
Al-Baqarah:31 secara fungsional berlaku pada kita bahwa ilmu yang pertama
adalah wahyu Allah. Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda)
seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman:
“Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang orang-orang yang
benar!” Dan juga dijelaskan dalam surat Ar-Rahman ayat 1 dan 2 bahwa Al-Qur’an
adalah suatu ilmu.(Tuhan ) Yang Maha Pemurah, yang telah mengajarkan
Al-Qur’an.Dan yang dimaksud ilmu dalam Al-Qur’an adalah rangkaian keterangan
yang bersumber dari Allah.yang diberikan kepada manusia baik melalui rasul-Nya
ataupun langsung kepada manusia yang menghendakinya tentang alam semesta sebagai
ciptaan Allah yang bergantung menurut ketentuan dan kepastian-Nya.
B. Al -Qur’an
sebagai sumber dari segala Ilmu Pengetahuan
Terkadang manusia tidak menyadari bahwa jawaban
dari pertanyaan-pertanyaan yang muncul dalam pemikiran mereka akan alam beserta
isinya terdapat dalam Al-Qur’an. Namun bukannya justru kembali ke Al-Qur’an,
malah mencari sumber dari berbagai buku, internet dan sebagainya. Padahal
jawaban dari masalah pengetahuan itu secara tersurat/tersirat terdapat dalam
Al-Qur’an.
Mulai dari hal yang kecil, seperti Metodologi
Penelitian. Islam memandang bahwa dalam menyususn penelitian, seorang peneliti
harus dapat memandang permasalahan secadra jujur dan melepaskan subyektifnya, baik subyektif dalam
hal perasaan ataupun lingkungannya. Dalam Al-Maidah ayat 27-31 disebutkan bahwa
seorang anak Adam yang mengambil kesimpulan berdasarkan subyektifnya, akan
berakibat melakukan tindak pidana pembunuhan terhadap saudaranya. Akibat dari
tindak-tanduknya yang tidak mampu menyelesaikan permasalahan secara tuntas,
membuatnya bingung sendiri. Selain itu, ayat ini menjelaskan bahwa manusia
banyak pula mengambil pelajaran dari alam dan jangan segan-segan mengambil
pelajaran dari yang lebih rendah tingkatan pengetahuannya.
Berikut
ini beberapa potongan ayat tentang teknologi.
Yunus:101,
Katakanlah:”Perhatikanlah
apa yang ada di langit dan di bumi. Tidaklah bermanfat tanda kekuasaan Allah
dan asul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak beriman”
Thaahaa:114
Maka Maha Tinggi Allah
Raja Yang sebenar-benarnya, dan janganlah kamu tergesa-gesa membaca Al Qur’an
sebelum disempurnakan mewahyukannya kepadamu, dan katkanlah:”Ya Tuhanku,
tambahkanlah kepadaku Ilmu Pengetahuan
Al-Mulk:3-4
Yang telah menciptakan
tujuh langit berlapis-lapis.Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan
Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang,
adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?Kemudian pandanglah sekali lagi
niscaya penglihatanmu akan kembali padamu dengan tidak menemukan sesuatu cacat
dan penglihatanmu itupun dalam keadaan payah.
Al-Alaq:1-5
Bacalah dengan
(menyebut) nama Tuhan-mu Yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari
segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar
(manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang
tidak diketahuinya.
C. Konsep
Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Dalam Islam
Peradaban manusia mengalami puncak kejayaan di
bidang ilmu pengetahuan dan teknologi(IPTEK). Iptek menjadi dasar dan pondasi
yang menyangga bangunan peradaban modern. Hal ini berarti masa depan suatu bangsa
akan banyak di tentukan oleh tingkat penguasaannya terhadap Iptek.
Definisi tentang sains dan teknologi telah
diberikan oleh para filosof dan ilmuan. Pengetahuan adalah segala suatu
yang diketahui manusia melalui tangkapan panca indra, intuisi, dan akal,
sedangka ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang sudah diklarifikasi,
diorganisasi, disistematisasi,dan di interpretasi sehingga menghsilkan
kebenaran objektif, dapat di uji kebenarannya dan dapat diuji ulang secara
ilmiah. Secara etimologis, ilmu berarti kejelasan
Teknologi merupakan produk ilmu pengetahuan.
Teknologi didefinisikan sebagai kemampuan teknik dalam pengertian yang utuh dan
menyeluruh, bertopang kepada pengetahuan ilmu-ilmu alam yang bersandarkepada
proses teknik tertentu. Sedangkan teknik adalah semua manifestasi dalam arti
materi yang lahir dari daya cipta manusia untuk membuat segala sesuatu yang
bermanfaat guna, mempertahankan kehidupan.
Pada dasarnya teknologi memiliki karakteristik
objektif dan netral, namun dalam situasi tertentu, teknologi tidak netral
karena memiliki potensi merusak dan potensi kekuasaan. Disinilah letak
perbedaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dalam
pemikiran islam ada dua sumber ilmu:
-Akal
-Wahyu
Keduanya tidak boleh di pertentangkan. Manusia
diberi kebebasan dalam mengembangkan akal budinya berdasarkan tuntunan Qur’an
dan sunnah Rasul.
Dalam
pemikiran islam memiliki dua sifat yaitu,
Bersifat
abadi, tingkat kebenaran bersifat mutlak
(absolute),karena bersumber dari wahyu Allah
Ilmu yang bersifat perolehan (acquired
knowledge).sifat kebenarannya bersifat nisbi(relative) karena bersumber dari
akal pemikiran manusia.
Dalam
pandangan islam, antara agama, ilmu pengetahuan dan teknologi terdapat hubungan
yang harmonis yang terintegrasi ke dalam suatu system yang disebut
Dinul Islam. Islam memiliki tiga unsur pokok yaitu: Akidah, syari’ah, dan
akhlak. Islam merupakan ajaran agama yang sempurna. Kesempurnaannya dapat
tergambar dalam keutuhan inti ajarannya. Ketiga inti ajaran ajaran itu
terintegrasi di dalam sebuah system ajaran yang disebut Dinul Islam.
Dalam QS.14 (Ibraim):24 25 dinyatakan:
Artinya ; (24) Maka kamu perhatikan bagaimana
Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik sepeti pohon yang baik,
akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, (25) Pohon itu memberikan
buahnya pada setiap musim dengan seizing Tuhannya. Allah membuat perumpamaan
itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat
Ayat di atas menggambarkan keutuhan antara
iman,ilmu,dan amal atau Aqidah,syari’ah dan Akhlak dengan menganologikan bangunan
Dinul Islam, bagaikan sebatang pohon yang baik. Akarnya menghujam ke bumi,
batangnya menjulang tinggi ke langit, cabangnya atau dahannya rindang dan
buahnya lebat. Ini merupakan gambaran bahwa antaran iman,ilmu dan amal
merupakan satu kesatuan yang utuh,tidak dapat pisahkan antara satu sama
lain. Iman diidentikan dengan akar dari sebuah pohon yang menopang tegaknya
ajaran islam. Ilmu bagaikan batang pohon yang mengeluarkan dahan-dahan
cabang-cabang ilmu pengetahuan. Sedangkan amal ibarat buah dari pohon itu
identik dengan teknologi dan seni. Iptek yang dikembangkan diatas nilai-nilai
iman dan ilmu akan menghasilkan amal shalih,bukan kerusakan alam.
D. Khazanah Kemajuan Iptek Dalam
Sejarah Peradaban Islam
Peradaban islam mengalami proses jatuh bangun,sebagai peristiwa
telah menghiasi perjalanannya. Sejarawan barat beraliran konservatif, W
Montomery watt menganalisa tentang rahasia kemajuan peradapan islam,ia
mengatakan bahwa islam tidak mengenal pemisahan yang kaku antara ilmu
pengetahuan,etika dan ajaran agama.satu dengan yang lain,djadikan dalam satu
tarikan nafas.Orientalis sedillot menyatakan bahwa hanya bangsa arab pemikul
panji – panji peradapan abad pertengahan. Andalusia yang menjadi pusat
ilmu pengetahuan
di masa kejayaan islam,telah melahirkan ribuan ilmuan, dan menginspirasipara
ilmuan barat untuk belajar di kemajuan iptek yang dibangun kaum muslimin. Ilmu
pengetahuan dipandang sebagai suatu hal yang sangat mulia dan berharga.
Perpustakaan umum banyak dibangun di masa
kejayaan islam, misalnya perpustakaan al-ahkamdi Andalusia, merupakan
perpustakaan yang sangat besar dan luas memiliki
400 ribu buah buku dan uniknya perpustakaan ini sudah memiliki katalog.Perpustakaan
umum Tripoli di daerah syam, memiliki sekitar tiga juta judul buku, termasuk
50000 eksemplar al-qur’an dan tafsirannya. Khazanah islam yang gemilang
akhirnya dihancurkan.Peradaban Islam memang peradaban emas yang
mencerahkan dunia. Itu sebabnya menurut Montgomery, tanpa dukungan peradaban
Islam yang menjadi ‘dinamo’nya, Barat bukanlah apa-apa. Wajar jika Barat
berhutang budi pada Islam.
Ilmu pengetahuan dipandang sebagai suatu hal yang
sangat mulia dan berharga. Para khalifah dan para pembesar lainnya membuka
kemungkinan seluas-luasnya untuk kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan.
Pada umumnya khalifah adalah para ulama yang mencintai ilmu, menghormati
sarjana dan memuliakan pujangga.Kebebasan berpikir sebagai hak asasi manusia
diakui sepenuhnya. Pada waktu itu akal dan pikiran dibebaskan benar-benar dari
belenggu taklid, hal mana menyebabkan orang sangat leluasa mengeluarkan
pendapat dalam segala bidang, termasuk bidang aqidah, falsafah, ibadah dan
sebagainya.
Badri yatim mengungkapkan bahwa di masa khilafah
abasiyyah, telah lahir ilmuan- ilmuan islam dengan berbagai penemuannya yang
menguncagkan dunia diantaranya:
Al-
khawarizmi (780-850) menemukan angka nol dan namanya diabadikan dalam cabang
ilmu matematika, algorima(logaritma)Ibnu sina(980-103) membuat termometer udara
untuk mengukur suhu udara.Al- biruni (973-1048) melakukan pengamatan terhadap
tanaman. Hasil panen yang memuaskan dengan system irigasi modern(abad ke 18 dan
5 m) di irak. Kecanggihan di bidang arsitektur, seperti masjid agung cordoba di
bangun oleh al-mutawakkil.
Kegemilangan islam dizaman pertengahan,tidak
hanya mampu berkompetisi dengan barat, tetapi juga menjadi kiblat peradapan
dunia disebabkan oleh pengembangan ilmu pngetahuan dan teknologi didasarkan
atas iman dan takwa .Dunia Barat yang melandasi pengembangan Ipteknya
hanya untuk kepentingan duniawi yang ’matre’ dan sekular, maka Islam
mementingkan pengembangan dan penguasaan Iptek untuk menjadi sarana
ibadah-pengabdian Muslim kepada Allah swt dan mengembang amanat Khalifatullah
(wakil/mandataris Allah) di muka bumi untuk berkhidmat kepada kemanusiaan dan
menyebarkan rahmat bagi seluruh alam (Rahmatan lil ’Alamin). Ada lebih dari 800
ayat dalam Al-Quran yang mementingkan proses perenungan, pemikiran dan
pengamatan terhadap berbagai gejala alam, untuk ditafakuri dan menjadi bahan
dzikir (ingat) kepada Allah. Yang paling terkenal adalah ayat:
“Sesungguhnya dalam
penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat
tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang berakal, (yaitu) orang-orang
yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan
mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya
Tuhan kami, tiadalah Engkau ciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka
peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS Ali Imron [3] : 190-191)
“Allah akan mengangkat
derajat orang-orang yang beriman dan berilmu pengetahuan beberapa derajat.”
(QS. Mujadillah [58]: 11 )
Bagi umat Islam, kedua-duanya adalah merupakan
ayat-ayat (atau tanda-tanda) ke-Mahakuasa-an dan Keagungan Allah swt. Ayat
tanziliyah/naqliyah (yang diturunkan atau transmited knowledge), seperti
kitab-kitab suci dan ajaran para Rasul Allah (Taurat, Zabur, Injil dan Al
Quran), maupun ayat-ayat kauniyah (fenomena, prinsip-prinsip dan hukum alam),
keduanya bila dibaca, dipelajari, diamati dan direnungkan, melalui mata,
telinga dan hati (qalbu + akal) akan semakin mempertebal pengetahuan,
pengenalan, keyakinan dan keimanan kita kepada Allah swt, Tuhan Yang Maha
Kuasa, Wujud yang wajib, Sumber segala sesuatu dan segala eksistensi). Jadi agama
dan ilmu pengetahuan, dalam Islam tidak terlepas satu sama lain. Agama dan ilmu
pengetahuan adalah dua sisi koin dari satu mata uang koin yang sama. Keduanya
saling membutuhkan, saling menjelaskan dan saling memperkuat secara sinergis,
holistik dan integratif.
E. Arah Pengembangan Iptek Dalam Islam
Allah telah menciptakan manusia dengan potensi
akal untuk memahami elemen- elemen alam, menyelidiki dan menggunakan
benda-benda dalam bumi dan langit demi kebutuhannya. Allah SWT dalam QS. 17(Al
Isra’) 70 berfirman:
وَلَقَدْ
كَرَّمْنَا بَنِي آدَمَ وَحَمَلْنَاهُمْ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَرَزَقْنَاهُم
مِّنَ الطَّيِّبَاتِ وَفَضَّلْنَاهُمْ عَلَى كَثِيرٍ مِّمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيلا
Artinya: Dan
sesungguhnya telah kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka didaratan
dan dilautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan
mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami
ciptakan.
Dalam ayat tersebut, Al-Qur’an sakhhara yang artinya menundukkan atau
merendahkan, maksudnya adalah agar alam raya ini dengan segala manfaat yang
dapat diraih darinya harus tunduk dan dianggap sebagai sesuatu yang posisinya
berada di bawah manusia. Peran manusia sebagai khalifah dimuka bumi menyebabkan
alam semesta tunduk dalam kepemimpinan manusia yang sejalan dengan maksud Allah
SWT. Dalam QS. 13(Ar Ra’du) : 2 Allah berfirman:
اللّهُ
الَّذِي رَفَعَ السَّمَاوَاتِ بِغَيْرِ عَمَدٍ تَرَوْنَهَا ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى
الْعَرْشِ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ كُلٌّ يَجْرِي لأَجَلٍ مُّسَمًّى
يُدَبِّرُ الأَمْرَ يُفَصِّلُ الآيَاتِ لَعَلَّكُم بِلِقَاء رَبِّكُمْ تُوقِنُونَ
Artinya : Allah lah Yang meninggikan langit tanpa tiang(sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas Arasy, menundukkan matahari dan bulan. Masing- masing beredar hingga waktu yang
ditentukan. Allah mengatur urusan(makhluk Nya), menjelaskan tanda- tanda(kebesaranNya),
supaya kamu meyakini pertemuan(mu) dengan Tuhanmu
Dengan kemampuan akal, ilmu, dan teknolginya
manusia dapat meniru segala kekuatan beraneka makhluk, manusia dengan kapal
udara dan jet dapat terbang ke udara seperti burung. Manusia dapat menembus
bumi dengan teknologinya serta menggali segala mineral dan minyak yang
terpendam dalam bumi.
Dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi, umat Islam hendaknya memiliki dasar dan motif bahwa yang mereka
lakukan tersebut adalah untuk memperoleh kemakmuran dan kesejahteraan di dunia
sebagai jembatan untuk mencari keridhaan Allah sehingga terwujud kebahagiaan di
dunia dan di akhirat. Allah berfirman dalam Q.S. Al Bayyinah 5:
وَمَا
أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاء
وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ وَذَلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ
Artinya: Padahal mereka tidak disuruh kecuali
supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam
(menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan
menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus.
Ayat pertama dalam Al-Qur’an adalah perintah iqra’bismirabikalladzi khalaq (bacalah
dengan nama Tuhanmu yang menciptakan). Hal ini bermakna ketundukan manusia
bukan kepada alam dan segala yang diciptakan, melainkan pada penguasa Alam. Allama bil qalam ( yang mengajar dengan
qalam). Makna qalam terus berkembang
sepanjang jalan, mulai dari alat tulis sederhana,sampai arti qalam di abad modern ini, sepeti mesin
tik,computer,mesin percetakan,cetak jarak jauh,internet, dan handphone yang
beraneka fungsinya yang terus berkembang. Qalam
adalah alat tulis dan alat perekam,sebagai lambing teknologi.
Dalam Islam segala amal perbuatan(manusia muslim)
senantiasa
di kaitkan dengan keridhaan Allah. Dalam masalah ibadah senantiasa
memperhatikan petunjuk dari Rasulullah. Tapi dalam menghadapi dunia yang terus
berkembang ini, manusia diberikan kebebasan seluas-luasnya untuk di kembangkan
dengan memperhatikan batasan-batasan yang telah di tentukan.
Ilmu pengetahuan dan teknologi adalah lapangan
kegiatan yang terus-menerus berkembang dan perlu dikembangkan karena mempunyai
manfaat sebagai penunjang kehidupan manusia. Dengan adanya teknologi, banyak
segi kehidupan manusia yang dipermudah berpijak kepada dasar dan motif dalam
pencarian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kecanggihan
teknologi bagi umat muslim taklain untuk memperoleh kemakmuran dan
kesejahteraan di dunia sebagai jembatan untuk mencari ke ridhaan Allah,
sehingga dapat di capai kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
Arah perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi
dibutuhkan agar dalam perkembangannya tidak menyimpang dari ketentuan
hukum-hukum syara’, dan hanya mengikuti keinginan dan hawa nafsu manusia demi
kepuasan intelektualitas. Dalam sistem pendidikan islam, strategi dan arah
perkembangan iptek dapat kita lihat dalam kerangka berikut ini:
- Tujuan utama ilmu yang dikuasai manusia adalah dalam rangka untuk mengenal Allah swt. sebagai Al Khaliq, menyaksikan kehadirannya dalam berbagai fenomena yang diamati, dan mengangungkan Allah swt, serta mensyukuri atas seluruh nikmat yang telah diberikanNya.
- Ilmu harus dikembangkan dalam rangka menciptakan manusia yang hanya takut kepada Allah swt. semata sehingga setiap dimensi kebenaran dapat ditegakkan terhadap siapapun juga tanpa pandang bulu.
- Ilmu yang dipelajari berusaha untuk menemukan keteraturan sistem, hubungan kausalitas, dan tujuan alam semesta.
- Ilmu dikembangkan dalam rangka mengambil manfaat dalam rangka ibadah kepada Allah swt., sebab Allah telah menundukkan matahari, bulan, bintang, dan segala hal yang terdapat di langit atau di bumi untuk kemaslahatan umat manusia.
- Ilmu dikembangkan dan teknologi yang diciptakan tidak ditujukan dalam rangka menimbulkan kerusakan di muka bumi atau pada diri manusia itu sendiri.
- Dengan demikian, agama dan aspek pendidikan menjadi satu titik yang sangat penting, terutama untuk menciptakan SDM (Human Resources) yang handal dan sekaligus memiliki komitmen yang tinggi dengan nilai keagamaannya.
- Di samping itu hal yang harus diperhatikan pembentukan SDM berkualitas imani bukan hanya tanggung jawab pendidik semata, tetapi juga para pembuat keputusan politik, ekonomi, dan hukum sangat menentukan.
- Perlu dicatat bahwa akar kriminalitas, termasuk KKN, terjadi adalah akhlaq/perilaku manusianya yang teralienasi dengan ajaran agamanya. Revolusi terhadap perilaku manusia merupakan basis dari gerakan pembaharuan yang benar. Oleh sebab itu sangat diperlukan co-responsible for finding solutions. Untuk melakukan revolusi tersebut maka musti diawali dengan revolusi pemikiran (Taghyiir al Afkaar) dan pemahaman manusia terhadap Islam.
F. Berperilaku Islami Dalam Menghadapi Kemajuan Iptek
Kemajuan Ilmu pengetahuan dan teknologi dunia,
yang kini dipimpin oleh peradaban Barat satu abad terakhir ini, mencegangkan
banyak orang di berbagai penjuru dunia. Kesejahteraan dan kemakmuran material
(fisikal) yang dihasilkan oleh perkembangan Iptek modern tersebut membuat
banyak orang lalu mengagumi dan meniru-niru gaya hidup peradaban Barat tanpa
dibarengi sikap kritis terhadap segala dampak negatif dan krisis
multidimensional yang diakibatkannya.
Peradaban Barat modern dan postmodern saat ini
memang memperlihatkan kemajuan dan kebaikan kesejahteraan material yang seolah
menjanjikan kebahagian hidup bagi umat manusia. Namun karena kemajuan tersebut
tidak seimbang, pincang, lebih mementingkan kesejahteraan material bagi
sebagian individu dan sekelompok tertentu negara-negara maju (kelompok G-8)
saja dengan mengabaikan, bahkan menindas hak-hak dan merampas kekayaan alam
negara lain dan orang lain yang lebih lemah kekuatan iptek, ekonomi dan
militernya, maka kemajuan di Barat melahirkan penderitaan
kolonialisme-imperialisme (penjajahan) di Dunia Timur & Selatan.
Kemajuan Iptek di Barat, yang didominasi oleh
pandangan dunia dan paradigma sains (Iptek) yang positivistik-empirik sebagai
anak kandung filsafat-ideologi materialisme-sekuler, pada akhirnya juga telah
melahirkan penderitaan dan ketidakbahagiaan psikologis/ruhaniah pada banyak
manusia baik di Barat maupun di Timur.
Krisis multidimensional terjadi akibat
perkembangan Iptek yang lepas dari kendali nilai-nilai moral Ketuhanan dan
agama. Krisis ekologis, misalnya: berbagai bencana alam: Tsunami, gempa dan
kacaunya iklim dan cuaca dunia akibat pemanasan global yang disebabkan
tingginya polusi industri di negara-negara maju; Kehancuran ekosistem laut dan
keracunan pada penduduk pantai akibat polusi yang diihasilkan oleh pertambangan
mineral emas, perak dan tembaga, seperti yang terjadi di Buyat, Sulawesi Utara
dan di Freeport Papua, Minamata Jepang. Kebocoran reaktor Nuklir di Chernobil,
Rusia, dan di India, dll. Krisis Ekonomi dan politik yang terjadi di banyak
negara berkembang dan negara miskin, terjadi akibat ketidakadilan dan
’penjajahan’ (neo-imperialisme) oleh negara-negara maju yang menguasai
perekonomian dunia dan ilmu pengetahuan dan teknologi modern.
Negara-negara yang berpenduduk mayoritas Muslim,
saat ini pada umumnya adalah negara-negara berkembang atau negara
terkebelakang, yang lemah secara ekonomi dan juga lemah atau tidak menguasai
perkembangan ilmu pengetahuan dan sains-teknologi. Karena nyatanya
saudara-saudara Muslim kita itu banyak yang masih bodoh dan lemah, maka mereka
kehilangan harga diri dan kepercayaan dirinya. Beberapa di antara mereka
kemudian menjadi hamba budaya dan pengikut buta kepentingan negara-negara
Barat. Mereka menyerap begitu saja nilai-nilai, ideologi dan budaya materialis
(’matre’) dan sekular (anti Tuhan) yang dicekokkan melalui kemajuan teknologi
informasi dan media komunikasi Barat. Akibatnya krisis-krisis sosial-moral dan
kejiwaan pun menular kepada sebagian besar bangsa-bangsa Muslim.
Kenyataan memprihatikan ini sangat ironis. Umat Islam
yang mewarisi ajaran suci Ilahiah dan peradaban dan Iptek Islam yang jaya di
masa lalu, justru kini terpuruk di negerinya sendiri, yang sebenarnya kaya
sumber daya alamnya, namun miskin kualitas sumberdaya manusianya (pendidikan
dan Ipteknya). Ketidakadilan global ini terlihat dari fakta bahwa 80% kekayaan
dunia hanya dikuasai oleh 20 % penduduk kaya di negara-negara maju. Sementara
80% penduduk dunia di negara-negara miskin hanya memperebutkan remah-remah sisa
makanan pesta pora bangsa-bangsa negara maju.
Ironis bahwa Indonesia yang sangat kaya dengan
sumber daya alam minyak dan gas bumi, justru mengalami krisis dan kelangkaan
BBM. Ironis bahwa ditengah keberlimpahan hasil produksi gunung emas-perak dan
tembaga serta kayu hasil hutan yang ada di Indonesia, kita justru mengalami
kesulitan dan krisis ekonomi, kelaparan, busung lapar, dan berbagai penyakit
akibat kemiskinan rakyat. Kemana harta kekayaan kita yang Allah berikan kepada
tanah air dan bangsa Indonesia ini? Mengapa kita menjadi negara penghutang
terbesar dan terkorup di dunia?
Kenyataan menyedihkan tersebut sudah selayaknya
menjadi cambuk bagi kita bangsa Indonesia yang mayoritas Muslim untuk gigih
memperjuangkan kemandirian politik, ekonomi dan moral bangsa dan umat.
Kemandirian itu tidak bisa lain kecuali dengan pembinaan mental-karakter dan
moral (akhlak) bangsa-bangsa Islam sekaligus menguasai ilmu pengetahuan dan
teknologi yang dilandasi keimanan-taqwa kepada Allah SWT. Serta melawan
pengaruh buruk budaya sampah dari Barat yang Sekular, Matre dan hedonis
(mempertuhankan kenikmatan hawa nafsu).
Akhlak yang baik muncul dari keimanan dan
ketaqwaan kepada Allah SWT Sumber segala Kebaikan, Keindahan dan Kemuliaan.
Keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT hanya akan muncul bila diawali dengan
pemahaman ilmu pengetahuan dan pengenalan terhadap Tuhan Allah SWT dan terhadap
alam semesta sebagai tajaliyat (manifestasi) sifat-sifat KeMahaMuliaan,
Kekuasaan dan Keagungan-Nya.
Islam, sebagai agama penyempurna dan paripurna
bagi kemanusiaan, sangat mendorong dan mementingkan umatnya untuk mempelajari,
mengamati, memahami dan merenungkan segala kejadian di alam semesta. Dengan
kata lain Islam sangat mementingkan pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Berbeda dengan pandangan dunia Barat yang
melandasi pengembangan Ipteknya hanya untuk kepentingan duniawi yang ’matre’
dan sekular, maka Islam mementingkan pengembangan dan penguasaan Iptek untuk
menjadi sarana ibadah-pengabdian Muslim kepada Allah SWT dan mengembang amanat Khalifatullah
(wakil/mandataris Allah) di muka bumi untuk berkhidmat kepada kemanusiaan
dan menyebarkan rahmat bagi seluruh alam (Rahmatan lil ’Alamin). Ada
lebih dari 800 ayat dalam Al-Qur’an yang mementingkan proses perenungan,
pemikiran dan pengamatan terhadap berbagai gejala alam, untuk ditafakuri dan
menjadi bahan dzikir (ingat) kepada Allah. Yang paling terkenal adalah ayat:
“ Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi,
dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah)
bagi orang-orang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil
berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang
penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau
ciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa
neraka.” (QS Ali Imron [3] : 190-191)
“Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang
beriman dan berilmu pengetahuan beberapa derajat.” (QS. Mujadillah [58] : 11 )
Bagi umat Islam, kedua-duanya adalah merupakan
ayat-ayat (atau tanda-tanda/sinyal) KeMahaKuasaan dan Keagungan Allah SWT. Ayat
tanziliyah/naqliyah (yang diturunkan atau transmited knowledge),
seperti kitab-kitab suci dan ajaran para Rasulullah (Taurat, Zabur, Injil dan
Al Qur’an), maupun ayat-ayat kauniyah (fenomena, prinsip-prinsip dan
hukum alam), keduanya bila dibaca, dipelajari, diamati dan direnungkan, melalui
mata, telinga dan hati (qalbu + akal) akan semakin mempertebal pengetahuan,
pengenalan, keyakinan dan keimanan kita kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha
Kuasa, Wujud yang wajib, Sumber segala sesuatu dan segala eksistensi). Jadi
agama dan ilmu pengetahuan, dalam Islam tidak terlepas satu sama lain. Agama
dan ilmu pengetahuan adalah dua sisi koin dari satu mata uang koin yang sama.
Keduanya saling membutuhkan, saling menjelaskan dan saling memperkuat secara
sinergis, holistik dan integratif.
Bila ada pemahaman atau tafsiran ajaran agama
Islam yang menentang fakta-fakta ilmiah, maka kemungkinan yang salah adalah
pemahaman dan tafsiran terhadap ajaran agama tersebut. Bila ada ’ilmu
pengetahuan’ yang menentang prinsip-prinsip pokok ajaran agama Islam maka yang
salah adalah tafsiran filosofis atau paradigma materialisme-sekular yang berada
di balik wajah ilmu pengetahuan modern tersebut.
Karena alam semesta –yang dipelajari melalui ilmu
pengetahuan–, dan ayat-ayat suci Tuhan (Al-Qur’an) dan Sunnah Rasulullah SAAW —
yang dipelajari melalui agama– , adalah sama-sama ayat-ayat (tanda-tanda dan
perwujudan/tajaliyat) Allah SWT, maka tidak mungkin satu sama lain
saling bertentangan dan bertolak belakang, karena keduanya berasal dari satu
Sumber yang Sama, Allah Yang Maha Pencipta dan Pemelihara seluruh Alam Semesta.
Dalam
membicarakan tentang iptek mulai dikaitkan dengan moral dan agama. Dalam kaitan
ini, keterkaitan iptek dengan moral (agama) diharapkan bukan hanya pada aspek
penggunaannya saja ( aksiologi), tapi juga pada pilihan objek (ontology) dan
metodologi(epistemology)nya sekaligus.
Dinegara ini gagasan tentang pendidikan imtak dan
iptek sudah lama di gulirkan seperti yang diterapkan BJ.Habibie karena adanya
problem dikotomi antara apa yang di namakan ilmu-ilmu umum(sains) dan
ilmu-ilmiu agama (islam) juga disebabkan adanya kenyataan bahwa
pengembangan iptek dalam system pendidikan di Indonesia tampaknya berjalan
sendiri tanpa dukungan asas iman dan taqwa yang kuat sehingga pengembangan dan
kemajuan iptek tidak memiliki nilai tambah dan manfaat untuk kemaslahatan
umat dan bangsa.
Secara lebih spesifik integrasi pendidikan imtak
dan iptek di perlukan karena empat alasan :
Iptek
akan memberikan berkah dan manfaat yang sangat besar bagi kesejahteraan hidup
manusia bila iptek disertai oleh asas iman dan taqwa kepada allah SWT.
Sebaliknya, tanpa asas imtak,iptek bias disalah gunakan pada tujuan-tujuan yang
bersifat destruktif (merusak)
Iptek
yang menjadi dasar modernisme, telah menimbulkan pola dan gaya hidup baru yang
bersifat sekularistik,materialistic dan hedonistic yang sangat berlawanan
dengan nilai-nilai budaya dan agama yang di anut oleh bangsa Indonesia
Dalam kehidupan, manusia tidak hanya memerlukan
sepotong roti (kebutuhan jasmani), tetapi juga membutuhkan imtak dan
nilai-nilai surgawi( kebutuhan spiritual) oleh karena itu, penekanan pada salah
satu sisi, akan menyebabkan kehidupan menjadi pincang dan berat sebelah , dan
menyalahi hipnat kebijaksanaan tuhan yang telah menciptakan manusia dalam
kesatuan jiwa raga, lahir dan batin, dunia dan akhirat
Imtaq menjadi landasan dan dasa paling kuat yang
akan mengantar manusia menggapai kebahagiaan hidup.tanpa dasar imtak, segala
atribut duniawi,seperti harta, pangkat, ipte, dan keturunan, tidak akan mampu
alias gagal mengantar manusia meraih kebahagiaan. Kemajuan dalam semua itu,
tanpa iman dan upaya mencari ridha allah SWT, hanya akan menghasilkan
fatamorgana yang tidak menjanjikan apa-apa selain bayangan palsu (QS.an-nur 39
) maka itegrasi imtak dan iptek harus di upayakan dalam format yang tepat ,
sehingga keduanya berjalan seimbang dan dapat mengantar manusia meraih kebaikan
dunia (hasanah fi al-dunya) dan kebaikan akhirat ( hasanah fi
al-akhira).( QS Al-baqaraah:201).
G. Aqidah Islam Sebagai Dasar Iptek
Inilah peran pertama yang dimainkan Islam dalam
iptek, yaitu aqidah Islam harus dijadikan basis segala konsep dan aplikasi
iptek. Inilah paradigma Islam sebagaimana yang telah dibawa oleh Rasulullah
SAW.
Paradigma Islam inilah yang seharusnya diadopsi
oleh kaum muslimin saat ini.Bukan paradigma sekuler seperti yang ada sekarang.
Diakui atau tidak, kini umat Islam telah telah terjerumus dalam sikap membebek
dan mengekor Barat dalam segala-galanya; dalam pandangan hidup, gaya hidup,
termasuk dalam konsep ilmu pengetahuan. Bercokolnya paradigma sekuler inilah
yang bisa menjelaskan,mengapa di dalam sistem pendidikan yang diikuti orang
Islam, diajarkan system ekonomi kapitalis yang pragmatis serta tidak
kenal halal haram. Eksistensi paradigma sekuler itu menjelaskan pula mengapa
tetap diajarkan konsep pengetahuan yang bertentangan dengan keyakinan dan
keimanan muslim. Misalnya; Teori Darwin yang dusta dan sekaligus bertolak
belakang dengan Aqidah Islam. Bahwa manusia adalah hasil evolusi dari organisme
sederhana yang selama jutaan tahun berevolusi melalui seleksi alam menjadi organisme
yang lebih kompleks hingga menjadi manusia modern sekarang
Kekeliruan paradigmatis ini harus dikoreksi. Ini tentu
perlu perubahan fundamental dan perombakan total. Dengan cara mengganti
paradigma sekuler yangada saat ini, dengan paradigma Islam yang memandang bahwa
Aqidah Islam (bukan paham sekularisme) yang seharusnya dijadikan basis bagi
bangunan ilmu pengetahuan manusia.
Namun di sini perlu dipahami dengan seksama,
bahwa ketika Aqidah Islam dijadikan landasan iptek, bukan berarti konsep-konsep
iptek harus bersumber dari Al-Qur`an dan Al-Hadits, tapi maksudnya adalah
konsep iptek harus distandardisasi benar salahnya dengan tolok ukur Al-Qur`an
dan Al-Hadits dan tidak boleh bertentangan dengan keduanya (Al-Baghdadi,
1996:12).
Jika kita menjadikan Aqidah Islam sebagai
landasan iptek, bukan berarti bahwa ilmu astronomi, geologi, agronomi, dan
seterusnya, harus didasarkan pada ayat tertentu, atau hadis tertentu. Kalau pun
ada ayat atau hadis yang cocok dengan fakta sains, itu adalah bukti keluasan
ilmu Allah yang meliputi segala sesuatu(lihat QS An-Nisaa` [4] :126 dan QS
Ath-Thalaq[65]:12),bukan berarti konsep iptek harus bersumber pada ayat atau hadis
tertentu. Misalnya saja dalam astronomi ada ayat yang menjelaskan bahwa
matahari sebagai pancaran cahaya dan panas (QS Nuh [71] : 16), bahwa langit
(bahan alam semesta) berasal dari asap (gas) sedangkan galaksi-galaksi tercipta
dari kondensasi (pemekatan) gas tersebut (QS Fushshilat [41] : 11-12), dan
seterusnya. Ada sekitar 750 ayat dalam Al-Qur`an yang semacam ini (Lihat
Al-Baghdadi, 2005:113). Ayat-ayat ini menunjukkan betapa luasnya ilmu Allah
sehingga meliputi segala sesuatu, dan menjadi tolok ukur kesimpulan iptek,
bukan berarti bahwa konsep iptek wajib didasarkan pada ayat-ayat tertentu.
Jadi, yang dimaksud menjadikan Aqidah Islam
sebagai landasan iptek bukanlah bahwa konsep iptek wajib bersumber kepada
Al-Qur`an dan Al-Hadits, tapi yang dimaksud, bahwa iptek wajib berstandar pada
Al-Qur`an dan Al-Hadits.Ringkasnya, Al-Qur`an dan Al-Hadits adalah standar
(miqyas) iptek, dan bukannya sumber (mashdar) iptek. Artinya, apa pun konsep
iptek yang dikembangkan, harus sesuai dengan Al-Qur`an dan Al-Hadits, dan tidak
boleh bertentangan dengan Al-Qur`an dan Al-Hadits itu. Jika suatu konsep iptek
bertentangan dengan Al-Qur`an dan Al-Hadits, maka konsep itu berarti harus
ditolak. Misalnya saja Teori Darwin yang menyatakan bahwa manusia adalah hasil
evolusi dari organisme sederhana yang selama jutaan tahun berevolusi melalui
seleksi alam menjadi organisme yang lebih kompleks hingga menjadi manusia
modern sekarang. Berarti, manusia sekarang bukan keturunan manusia pertama,
Nabi Adam AS, tapi hasil dari evolusi organisme sederhana. Ini bertentangan
dengan firman Allah SWT yang menegaskan, Adam AS adalah manusia pertama, dan
bahwa seluruh manusia sekarang adalah keturunan Adam AS itu, bukan keturunan
makhluk lainnya sebagaimana fantasi Teori Darwin (Zallum, 2001). Firman Allah
SWT (artinya) :
(Dialah Tuhan) yang memulai penciptaan manusia
dari tanah, kemudian Dia
menciptakan keturunannya dari sari pati air yang hina (mani). (QS As-Sajdah[32] : 7)
menciptakan keturunannya dari sari pati air yang hina (mani). (QS As-Sajdah[32] : 7)
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki
dan
seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya
kamu saling kenal mengenal.(QS Al-Hujuraat [49] : 13)
seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya
kamu saling kenal mengenal.(QS Al-Hujuraat [49] : 13)
Implikasi lain dari prinsip ini, yaitu Al-Qur`an
dan Al-Hadits hanyalah standar iptek, dan bukan sumber iptek, adalah bahwa umat
Islam boleh mengambi iptek dari sumber kaum non muslim (orang kafir). Dulu Nabi
SAW menerapkan penggalian parit di sekeliling Madinah, padahal strategi militer
itu berasal dari tradisi kaum Persia yang beragama Majusi. Dulu Nabi SAW juga
pernah memerintahkan dua sahabatnya memepelajari teknik persenjataan ke
Yaman,padahal di Yaman dulu penduduknya adalah Ahli Kitab (Kristen). Umar bin
Khatab pernah mengambil sistem administrasi dan pendataan Baitul Mal (Kas
Negara),yang berasal dari Romawi yang beragama Kristen. Jadi, selama tidak
bertentangandengan aqidah dan syariah Islam, iptek dapat diadopsi dari kaum
kafir.Syariah Islam Standar Pemanfaatan Iptek
Peran kedua Islam dalam perkembangan iptek,
adalah bahwa Syariah Islam harus dijadikan standar pemanfaatan iptek. Ketentuan
halal-haram (hukum-hukum syariah Islam) wajib dijadikan tolok ukur dalam
pemanfaatan iptek, bagaimana pun juga bentuknya. Iptek yang boleh dimanfaatkan,
adalah yang telah dihalalkan oleh syariah Islam. Sedangkan iptek yang tidak
boleh dimanfaatkan,adalah yang telah diharamkan syariah Islam.
Keharusan
tolok ukur syariah ini didasarkan pada banyak ayat dan juga hadits yang
mewajibkan umat Islam menyesuaikan perbuatannya (termasuk menggunakan iptek)
dengan ketentuan hukum Allah dan Rasul-Nya. Antara lain firman Allah (artinya)
:
Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak
beriman hingga mereka
menjadikan kamu (Muhammad) sebagai hakim dalam perkara yang mereka
perselisihkan (QS An-Nisaa` [4] : 65)
menjadikan kamu (Muhammad) sebagai hakim dalam perkara yang mereka
perselisihkan (QS An-Nisaa` [4] : 65)
Ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu dan janganlah kamu
mengikuti pemimpin-pemimpin selain-Nya (QS Al-A?raaf [7] : 3)
mengikuti pemimpin-pemimpin selain-Nya (QS Al-A?raaf [7] : 3)
Sabda Rasulullah SAW :
Barangsiapa yang melakukan perbuatan yang tidak ada perintah kami
atasnya,
maka perbuatan itu tertolak. (HR Muslim)
maka perbuatan itu tertolak. (HR Muslim)
Kontras dengan ini, adalah apa yang ada di Barat
sekarang dan juga negeri-negeri muslim yang bertaqlid dan mengikuti Barat
secara membabi buta. Standar pemanfaatan iptek menurut mereka adalah manfaat,
apakah itu dinamakan pragmatisme atau pun utilitarianisme. Selama sesuatu itu
bermanfaat,yakni dapat memuaskan kebutuhan manusia, maka ia dianggap benar dan
absah untuk dilaksanakan. Meskipun itu diharamkan dalam ajaran agama.
Keberadaan standar manfaat itulah yang dapat
menjelaskan, mengapa orang Barat mengaplikasikan iptek secara tidak bermoral,
tidak berperikemanusiaan, dan bertentangan dengan nilai agama. Misalnya
menggunakan bom atom untuk membunuh ratusan ribu manusia tak berdosa,
memanfaatkan bayi tabung tanpa melihat moralitas (misalnya meletakkan
embrio pada ibu pengganti), mengkloning manusia (berarti manusia bereproduksi
secara a-seksual, bukan seksual), mengekploitasi alam secara serakah walaupun
menimbulkan pencemaran yang berbahaya, dan seterusnya.
Karena itu, sudah saatnya standar manfaat yang
salah itu dikoreksi dan diganti dengan standar yang benar. Yaitu standar yang
bersumber dari pemilik segala ilmu yang ilmu-Nya meliputi segala sesuatu, yang
amat mengetahui mana yang secara hakiki bermanfaat bagi manusia, dan mana yang
secara hakiki berbahaya bagi manusia. Standar itu adalah segala perintah dan
larangan Allah SWT yang bentuknya secara praktis dan konkret adalah syariah
Islam.
Setiap manusia diberi hidayah allah SWT berupa ‘’
Alat” untuk mencapai dan membuka kebenaran. Hidayah tersebut adalahIndra, untuk
menangkap kebenaran fisikNaluri, untuk mempertahankan hidup dan kelangsungan
hidup manusiasecara pribadi ,aupun social. Pikiran dan atau kemampuan rasional
yang mampu mengmbangkan kemampuan tiga jenis pengetahuan akali (pengetahuan biasa,ilmiah
dan fisafih). Akal juga merupakan pengantar untuk menuju kebenaran tertinggi.
Imajinasi, daya hayal yang mampu menghasilkan kreativitas dan menyempurnakan
pengetahuannya
Hati nurani, suatu kemampuan manusia untuk
dapat menangkap kebenaran tingkah laku manusia sebagai makhluk yang harus
bermoral
Dalam menghadapi perkembangan budaya,manusia
dengan perkembangan iptek yang pesat,perlu mencari keterkaitan antara sistem
nilai dan norma-norma islam dengan perkembangan tersebut.Menurut Mehdi
Ghulsyani (1995),Menurut Al-Faruqi yang mengintrodusir istilah.
“ Islamisasi Ilmu Pengetahuan “dalam
menghadapi perkembangan iptek ilmuwan muslim dapat di kelompokan dalam 3
kelompok ;
- Kelompok yang menganggap iptek modern bersifat netral dan berusaha melegitimasi hasil-hasil iptek modern dengan mencari ayat-ayat al-qur’an yang sesuai
- Kelompok yang bekerja dengan iptek modern, tetapi berusaha juga mempelajari sejarh dan filsafat ilmu agar dapat menyaring elemen-elemen yamg tidak islami
- Kelompok yang percaya adanya iptek islam dan berusaha membangunnya
Untuk
menyikapi iptek dalam kehidupan sehari-hari yang islami adalah memanfaatkan
perkembangan iptek untuk meningkatkan martabat manusia dan meningkatkan
kualitas ibadah kepada Allah SWT.Sedangkan,kebenaran iptek menurut islam adalah
sebanding dengan kemanfaatannya iptek sendiri.Iptek akan bermanfaat apabila;
- Mendekatkan pada kebenaran Allah dan bukan menjauhkannya
- Dapan membantu umat merealisasikan tujuan-tujuannya (yang baik)
- Dapat memberikan pedoman bagi sesama
- Dapat menyelesaikan persoalan umat
H. Tokoh
Muslim Pelopor Iptek Dan Penemuaannya
1.
Salman Al Farisi;
pembuat strategi perang kanal, meriam pelontar/tank.
2.
Miqdad bin Amru;
pelopor pembuat pasukan kalveleri/berkuda modern pertama.
3.
Al Nadim (wafat thn
990, abad ke 10); pelopor pembuat katalog/ensiklopedi kebudayaan pertama.
4.
Ma’mun Ar Rasyid (thn
815, abad 9); pelopor pendiri perpustakaan umum pertama di dunia yang dikenal
dengan Darul Hikmah di Baghdad.
5.
Nizam Al Mulk (thn
1067); pelopor pendiri universitas modern pertama di dunia yang dikenal dengan
Nizamiyyah (ditiru sistemnya oleh Oxford Univ. Inggris).
6.
Al Ghazali (wafat thn
1111); pelopor pembuat klasifikasi fungsi sosial pengetahuan yang dalam
perkembangannya mengarah timbulnya berbagai jenis referensi dan karya
bibliografi, ahli ilmu kalam, ahli tasawuf.
7.
Al Khindi (wafat thn 866); ahli/ilmuwan
ensiklopedi, pengarang 270 buku, ahli matematika, fisika, musik, kedokteran,
farmasi, geografi, ahli filsafat Arab dan Yunani kuno.
8.
Al Farabi (wafat thn
950); ahli musik dan filsafat Yunani, (salah satu karya besarnya dijiplak bebas
oleh Thomas Aquinas).
9.
Ibnu Sina (wafat thn
1037) dikenal oleh barat dengan nama Aveciena; ilmuwan ensiklopedi, dokter,
psikolog, penulis kaidah kedokteran modern (dipakai sebagai referensi ilmu
kedokteran barat), menulis buku tentang fungsi organ tubuh, meneliti penyakit
TBC, Diabetes dan penyakit yang ditimbulkan oleh efek fikiran.
10.
Ibnu Rusydi (wafat thn
1198) dikenal oleh barat dengan nama Averusy; ahli fisika, ahli bahasa, ahli
filsafat Yunani kuno.
11.
Fakhruddin Razi (wafat thn 1290); ahli
matematika, ahli fisika, tabib/dokter, filosof, penulis ensiklopedia ilmu
pengetahuan modern.
12.
Ibnu Khaldun (wafat thn
1406); sejarahwan, pendidik ulung, pendiri filsafat sejarah dan sosiologi.
13.
Ibnu Thufail (wafat thn
1185); dokter, filosof, penulis novel filsafat paling awal Risalah Hayy Ibn
Yaqzan kemudian dijiplak habis-habisan oleh Defoe dengan judul barunya Robinson
Crusoe
14.
Ibnu Al Muqaffa (wafat
thn 757); pengarang kitab Al Hayawan atau kitab tentang Binatang/ Ensiklopedia
tentang Hewan.
15.
Ikhwan Ash Shafa (983); pembuat serial pertama
dan ensiklopedi pertama (bukanlah Marshall Cavendish seperti yang diakui
sekarang).
16.
Al Khwarizmi (w.thn
850); menemukan logaritma (berasal dari nama Al Khwarizmi) dan aljabar (Al
Jabr), ilmu bumi dengan menyatakan bumi itu bulat sebelum Galileo dengan
bukunya Kitab Surah al Ardh.
17.
Abu Wafa’ (w.thn 997);
mengembangan ilmu Trigonometri dan Geometri bola serta penemu table Sinus dan
Tangen, juga penemu variasi dalam gerakan bulan.
I. Peran Islam Terhadap Perkembangan Iptek Saat Ini
Peran Islam dalam perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi pada dasarnya ada 2 (dua), yaitu: (1) Menjadikan aqidah Islam sebagai paradigma pemikiran
dan ilmu pengetahuan. Jadi, paradigma Islam, dan bukannya paradigma sekuler,
yang seharusnya diambil oleh umat Islam dalam membangun struktur ilmu
pengetahuan; (2) Menjadikan syariah Islam sebagai standar
penggunaan ilmu ppengetahuan. Jadi, syariah Islam-lah, bukannya standar manfaat
(utilitarianisme), yang seharusnya dijadikan tolak ukur umat Islam dalam
mengaplikasikan iptek.
Berkaitan dengan peran agama Islam
yang pertama, aqidah Islam sebagai dasar ilmu pengetahuan dan teknologi. Inilah peran pertama yang dimainkan Islam
dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, yaitu aqidah Islam harus dijadikan basis
segala konsep dan aplikasi ilmu pengetahuan dan teknologi. Inilah paradigma
Islam sebagaimana yang telah dibawa oleh Rasulullah SAW. Namun di sini perlu dipahami dengan seksama,
bahwa ketika aqidah Islam dijadikan landasan iptek, bukan berarti konsep-konsep
iptek harus bersumber dari Al-Qur`an dan Al-Hadits, tapi maksudnya adalah
konsep iptek harus distandardisasi benar salahnya dengan tolak ukur Al-Qur`an
dan Al-Hadits dan tidak boleh bertentangan dengan keduanya.
Maksud dari menjadikan aqidah Islam sebagai landasan
ilmu pengetahuan dan teknologi bukanlah bahwa konsep ilmu pengetahuan dan
teknologi wajib bersumber kepada Al-Qur`an dan Al-Hadits, tapi yang dimaksud,
bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi wajib berstandar pada Al-Qur`an dan
Al-Hadits. Ringkasnya, Al-Qur`an dan
Al-Hadits adalah standar (miqyas)
ilmu pengetahuan dan teknologi, dan bukannya sumber (mashdar) ilmu pengetahuan dan teknologi. Artinya, apa pun konsep
yang dikembangkan, harus sesuai dengan Al-Qur`an dan Al-Hadits.
Peran kedua agama Islam dalam
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah bahwa syariah Islam harus
dijadikan standar pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi. Ketentuan
halal-haram (hukum-hukum syariah Islam) wajib dijadikan tolak ukur dalam
pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi, bagaimana pun juga bentuknya. Ilmu
pengetahuan dan teknologi yang boleh dimanfaatkan, adalah yang telah dihalalkan
oleh syariah Islam. Sedangkan iptek yang tidak boleh dimanfaatkan, adalah yang
telah diharamkan syariah Islam.
Keharusan tolak ukur syariah ini didasarkan pada banyak ayat dan juga
hadits yang mewajibkan umat Islam menyesuaikan perbuatannya (termasuk
menggunakan iptek) dengan ketentuan hukum Allah dan Rasul-Nya.
Jika dua peran ini dapat dimainkan oleh umat Islam
dengan baik, dengan menerapkanya dalam kehidupan bermasyarakat. Insyaallah akan ada berbagai berkah dari
Allah kepada umat Islam dan juga seluruh umat manusia. Sehingga setiap segi kehidupan dan kegiatan
yang dilaksanakan oleh umat manusia dapat selalu diridhai dan mendapatkan
rahmat dari Allah swt.
J. Hadist Dan
Ayat Tentang Iptek
- Hadist tentang Iptek
Keguanaan mempelajari hadits secara teoritis dimaksudkan untuk penguasaan dan pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Sehingga diharapkan lahir para ilmuan dan astronomi
muslim, sementara secara praktis adalah untuk keperluan yang terkait dengan
masalah ibadah, seperti shalat,kiblat, hisab rukyat serta gerhana. Shalat fardu
dalam Al-Qur’an sudah ditentukan waktunya sebagaimana dalam surat Al-Isra’
dinyatakan bahwa shalat didirikan sejak matahari tergelincir sampai gelap malam
dan waktu shubuh dan dalam Surah Hud bahwa shalat itu didirikan pada waktu pagi
dan petang.
Salah satu syarat sah shalat adalah menghadap kiblat, hal ini merupakan
kesepakatan para ulama dan sebagai landasannya dalam Al-Qur’an Surah Al-Baqarah
ayat 144.
Dalam Hadits
Riwayat Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah Nabi bersabda: apabila
kamu hendak mendirikan Shalat maka sempurnakanlah wudhu lalu menghadap qiblat
dan bertakbirlah.
Demikian
juga hisab awal bulan, ilmu falak sangat diperlukan untuk penentuan awal bulan,
terutama awal Ramadhan, Syawal, dan Dzul Hijjah.
Dengan
demikian,dengan mengetahui dan memahami ilmu falak seseorang dapat menentukan
arah qiblat suatu tempat, seseorang dapat mengetahui apakah waktu shalat sudah
masuk atau belum dan seseorang dapat mengetahui kapan ibadah puasa dimulai dan
kapan akan berakhir.
Selanjutnya,
dengan ilmu falak setiap muslim dapat memastikan kemana arah kiblat bagi suatu
tempat di permukaan bumi yang jauh dari mekkah. Dengannya pula setiap muslim
dapat mengetahui waktu shalat sudah tiba atau matahari sudah terbenam untuk
berbuka puasa. Dengannya juga perukyat dapat mengarahkan pandangannya ke posisi
hilal.dengan demikian ilmu falak atau ilmu hisab dapat menumbuhkan keyakinan
bagi setiap muslim dalam melakukan ibadah, sehingga ibadahnya lebih khusyu’.
Kaitannya
dengan hal tersebut dapat diperhatikan sabda Rasulullah saw sebagai berikut:
ا
“Sesungguhnya
hamba-hamba Allah yang baik adalah mereka yang selalu memperhatikan
matahari dan bulan untuk mengingat Allah” (HR.At-Tabrani).
Dan juga nabi Muhammad saw juga berkata :
“Berpuasalah karena kamu melihat
hilal, dan berbukalah karena kamu melihat hilal. Apabila hilal itu tertutup
debu atasmu maka sempurnakanlah bilangan Syahban tiga puluh”( H.R
Bukhari )
Sedangkan hadist yang menyuruh kita untuk belajar ilmu
astronomi dan transportasi adalah :
“ Belajarlah
dari nasabmu apa yang dapat kamu sambung dengannya tali persaudaraanmu kemudian
sempurnakanlah dan belajarlah bahasa arab apa yang kamu ucapkannya kitab Allah
kemudian sempurnakanlah, kemudian belajarlah dari bintang-bintang apa yang kamu
dapatkan petunjuk dengannya didalam kegelapan daratan dan lautan kemudian
sempurnakanlah.” (Imam al-baihaqi)
“kemudian
aku didatangi binatang yang disebut Buroq, yang lebih tinggi dari keledai namun
lebih pendek dari Baghol, yang setiap langkah kakinya adalah sejauh batas
pandangan mata. Aku dibawa di atasnya, kemudian kami pergi hingga kami
mendatangi langit dunia.” ( HR. Ahmad, Al-Bukhori,Muslim)
- Ayat tentang Iptek
Ada banyak ayat-ayat dalam
Al-Quran yang menerangkan tentang ilmu pengetahuan dan teknologi, beberapa
diantaranya yaitu :
Q.S. Ar-Rahman 54 : 33
Hai jama'ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan.
Q.S. Ali Imran 3 : 190
Sesungguhnya
dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang
terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.
Q.S. Al ISRAA’ 17 : 12
Dan Kami jadikan malam dan siang
sebagai dua tanda, lalu Kami hapuskan tanda malam dan Kami jadikan tanda siang
itu terang, agar kamu mencari kurnia dari Tuhanmu, dan supaya kamu mengetahui
bilangan tahun-tahun dan perhitungan. Dan segala sesuatu telah Kami terangkan
dengan jelas.
Q.S. AL MUJAADILAH 58 : 11
Hai orang-orang beriman apabila
dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka
lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila
dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan
meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi
ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan.
Q.S. Thaahaa 20 : 114
Maka Maha Tinggi Allah Raja Yang
sebenar-benarnya, dan janganlah kamu tergesa-gesa membaca Al qur'an sebelum
disempurnakan mewahyukannya kepadamu, dan katakanlah: "Ya Tuhanku,
tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan."
Q.S. Yunus 10 : 101
Katakanlah:
"Perhatikanlah apa yaag ada di langit dan di bumi. Tidaklah bermanfaat
tanda kekuasaan Allah dan rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang
yang tidak beriman."
Q.S. Al-Baqarah 2 : 164
Sesungguhnya
dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera
yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah
turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah
mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan
pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat)
tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.
K. Ayat Positif Dan Negatif Tentang Iptek
1.
Ayat - ayat positif Iptek
Berikut ini
ayat positif tentang Iptek :
Surat Al-Mulk: 19
أَوَلَمْ
يَرَوْا إِلَى الطَّيْرِ فَوْقَهُمْ صَافَّاتٍ وَيَقْبِضْنَ ۚ مَا يُمْسِكُهُنَّ
إِلَّا الرَّحْمَٰنُ ۚ
إِنَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ بَصِيرٌ
“Dan
apakah mereka tidak memperhatikan burung-burung yang mengembangkan dan mengatup
sayapnya diatas mereka? Tidak ada yang menahan di (udara) selain Yang Maha
Pemurah Dia Maha Melihat Segala Sesuatu”.
Kalau kita perhatikan, mengapa burung
bisa terbang mengembangkan sayapnya? Karena burung lengkapi dengan organ-organ
tertentu, misalnya sayap, bulu-bulu yang dapat menahan angin dan badan yang
lebih ringan daripada tenaganya, tentu hal serupa juga tidak mustahil bagi
manusia untuk bisa terbang, Bila dilengkapi dengan organ-organ yang mampu
menerbangkannya. Hai ini pernah dicoba oleh manusia terdahulu ketika mereka
mencoba terbang seperti burung. Mereka membuat sayap kemudian diikatkan pada
kedua tangannya, lalu terbang dari atas, namun sayang mereka tidak bisa terbang
ke atas karena tidak seimbang antara berat badannya dan kekuatan sayapnya.
Tetapi berkat akal pikirannya manusia
akhirnya mampu membuat pesawat udara dan alat-alat lain yang dapat menerbangkan
dirinya bahkan benda-benda yang jauh lebih berat. Maha Besar Allah yang telah
manusia dan dilengkapi dengan akal pikiran.
Surat Al-Hadid: 25
لَقَدْ أَرْسَلْنَا رُسُلَنَا
بِالْبَيِّنَاتِ وَأَنْزَلْنَا مَعَهُمُ الْكِتَابَ وَالْمِيزَانَ لِيَقُومَ
النَّاسُ بِالْقِسْطِ ۖ وَأَنْزَلْنَا الْحَدِيدَ فِيهِ بَأْسٌ شَدِيدٌ
وَمَنَافِعُ لِلنَّاسِ وَلِيَعْلَمَ اللَّهُ مَنْ يَنْصُرُهُ وَرُسُلَهُ
بِالْغَيْبِ ۚ إِنَّ اللَّهَ قَوِيٌّ عَزِيزٌ
“Sesungguhnya Kami telah mengutus
rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan
bersama mereka Al Kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan
keadilan. Dan Kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan
berbagai manfaat bagi manusia, (supaya mereka mempergunakan besi itu) dan
supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama) Nya dan rasul-rasul-Nya
padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa”
Dalam ayat tersebut, Allah
menganugerahkan besi (Al-Hadid) sebagai karunia yang tidak terhingga nilai dan
manfaatnya dalam kehidupan sehari- hari kita bisa saksikan betapa besi banyak
memberikan manfaat kepada manusia. Dengan besi, manusia bisa menciptakan
berbagai macam keperluan rumah tangga, kendaraan laut, darat, udara dan
sebagainya. Dengan besi pula manusia dapat membina kekuatan bangsa dan
negaranya, karena dari besi dibuat segala alat perlengkapan pertahanan dan keamanan
negeri, seperti senapan, kendaraan perang dan sebagainya. Karena besi,
bangunan-bangunan pencakar langit didirikan.
Surat Ar-Rahman: 33
يَا مَعْشَرَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ
إِنِ اسْتَطَعْتُمْ أَنْ تَنْفُذُوا مِنْ أَقْطَارِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ
فَانْفُذُوا ۚ لَا تَنْفُذُونَ إِلَّا بِسُلْطَانٍ
“Hai jemaah jin dan
manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka
lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya melainkan dengan kekuatan.” (QS. 55:33)
Beberapa
ahli menjelaskan kata sulthan dengan berbagai macam arti, ada yang mengartikan
dengan kekuatan, dan kekuasaan, ada pula yang mengartikan dengan ilmu
pengetahuan,kemampuan dan sebagainya.
2.Ayat
Negatif Iptek
Surah Al A’raf Ayat
56-58 tentang Peduli Lingkungan
Artinya : “Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di
muka bumi sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepadanya dengan rasa
takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat
Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik. Dan dialah yang
meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum kedatangan rahma Nya
(hujan) hingga apabila angin itu telah membawa awan mendung, kami halau ke
suatu daerah yang tandus, lalu kami turunkan hujan di daerah itu. Maka kami
keluarkan dengan sebab hujan itu berbagai macam buah-buahan. Seperti itulah
kami membangkitkan orang-orang yang telah mati, mudah-mudahan kamu mengambil
pelajaran. Dan tanah yang baik, tanam-tanamannya tumbuh dengan seizin Allah,
dan tanah yang tidak subur, tanaman-tanamannya hanya tumbuh merana. Demikianlah
kami mengulangi tanda-tanda kebesaran (Kami)bagi orang-orang yang bersyukur.”
(QS Al A’raf : 56-58)
Surat Ar Rum ayat 41-42 tentang Larangan Membuat
Kerusakan di Muka Bumi
Artinya :
“Telah tampak kerusakan di darat dan dilaut disebabkan perbuatan manusia,
supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka,
agar mereka kembali (ke jalan yang benar). Katakanlah : Adakanlah
perjalanandimuka bumi dan perlihatkanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang
dulu. Kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang mempersekutukan
(Allah).” (QS Ar Rum : 41-42)
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dalam konsep islam sesuatu hal yang dapat
dikatakan mengandung kebenaran apabila ia mengandung manfaat dalam arti luas.
Ilmu pengetahuan dan teknologi serta hasil-hasilnya disamping harus
mengingatkan manusia kepada Allah, juga mengingatkan manusia dalam kedudukannya
sebagai khalifah yang kepadanya tunduk segala yang ada di alam raya ini.
Ilmu pengetahuan dan teknologi dizaman yang sudah
serba canggih ini sangat dibutuhkan. Teknologi merupakan bagian dari ilmu
pengetahuan yang berkembang secara mandiri. Teknologi tidak mungkin berkembang
tanpa didasari ilmu pengetahuan yang kokoh. Maka dari itu teknologi dan ilmu
pengetahuan menjadi kesatuan yang tak terpisahkan.
Iptek memiliki dampak positif dan negatif dalam perkembangannya di kehidupan kita sehari-hari. Dampak positifnya diantaranya adalah dapat memperbaiki kualitas hidup manusia. Sedangkan diantara dampak negatifnya adalah, meningkatkan aksi terorisme; penggunaan informasi dan situs tertentu; terjadinya pengangguran bagi tenaga kerja yang kurang berkualifikasi; penyalah gunaan pengetahuan
Iptek memiliki dampak positif dan negatif dalam perkembangannya di kehidupan kita sehari-hari. Dampak positifnya diantaranya adalah dapat memperbaiki kualitas hidup manusia. Sedangkan diantara dampak negatifnya adalah, meningkatkan aksi terorisme; penggunaan informasi dan situs tertentu; terjadinya pengangguran bagi tenaga kerja yang kurang berkualifikasi; penyalah gunaan pengetahuan
Dalam pandangan islam,antara agama,ilmu pengetahuan
dan teknologi terdapat hubungan yang harmonis yang terintegrasi ke dalam
suatu system yang disebut Dinul Islam. Kesempurnaan ajaran agama islam
tergambar dalam keutuhan ajaran agama islam
Ilmu
pengetahuan dipandang sebagai suatu hal yang sangat mulia dan
berharga.kebebasan berfikir, sebagai hak asasi manusia di akui sepenuhnya.
Ilmu pengetahuan dan teknologi adalah lapangan
kegiatan yang terus menerus berkembang dan perlu di kembangkan karena mempunyai
manfaat sebagai penunjang kehidupan manusia.
Ilmu
pengetahuan dan teknologi, di suatu sisi telah memberikan “berkah” dan anugrah
yang luar biasa bagi kehidupan umat manusia. Namun di sisi lain,iptek telah
mendatangkan “petaka”yang pada gilirannya mengancam nilai-nilai kemanusiaan.
Hakikat penyikapan iptek dalam kehidupan
sehari-hari yang islami adalah memanfaatkan perkembangan iptek untuk
meningkatkan martabat manusia dan meningkatkan kualitas ibadah kepada Allah
SWT.
Maka dari itu, peran pendidikan islam dalam
perkembangan iptek antara lain, aqidah islam sebagai dasar pengembangan iptek;
dan syariah islam sebagai standar pemanfaatan iptek. Karena pendidikan islam
memiliki tiga komponen untuk mengendalikan dan mengembangkan iptek. Yaitu: Amar
ma’ruf; Nahi mungkar; dan Iman kepada Allah SWT
B.
Saran
kemajuan IPTEK sangat berdampak bagi
kehidupan manusia didunia. Sebagai generasi muda penerus bangsa sudah
selayaknyabelajar untuk menggunakan dan memanfaatkan Ilmu pengetahuan dan
teknologi sebaik mungkin namun tetap berdasar aturan-aturan Agama Islam . Sudah
semestinya kita bersatu menguasai IPTEK agar tidak kalah dengan bangsa lain
itu. Namun, tetap saja, jika kita telah mendapatkan IPTEK, segeralah imbangi
diri anda dengan Iman dan Taqwa
DAFTAR PUSTAKA
http://cepcepicepotcipta.blogspot.com/2013/08/35-ilmuwan-muslim-dan-penemuannya.html
http://kakasyari.blogspot.com/2013/01/makalah-ayat-ayat-al-quran-tentang.html
http://kakasyari.blogspot.com/2013/01/makalah-ayat-ayat-al-quran-tentang.html
Penulisannya sangat mudah dipahami namun sangat komprehensif ulasannya..makasih sharing nya..
BalasHapus